Sunday, 2 August 2020

Rumpak-Rumpakan Idul Adha 1441 H

Keluarga kami jarang untuk melaksanakan umpak-umpakan (berkunjung dari rumah ke rumah) pada hari raya Idul Adha seperti ini, biasanya umpak-umpakan di lakukan saat Idul Fitri saja, kebetulan saat ini liburnya agak panjang yaitu pada hari Jumat sampai hari Minggu, jadi umpak-umpakan pun di laksanakan.

Umpak-umpakan sendiri berasal dari kata rumpak-rumpakan yang berarti mengujungi rumah, tetapi karena di masyarakat Palembang sendiri penyebutan kata "R" banyak yang berubah bunyi akhirnya menjadi umpak-umpakan. 

Rute sudah di tentukan yaitu Talang Betutu - Talang Kelapa - Pasar  Kuto, memang tidak terlalu banyak yang di kunjungi karena memang hanya keluarga dari adik beradik kandung bunda saja yang di kunjungi karena kalau semuanya mau di kunjungi waktu tidak akan mencukupi.

"Rumpak – rumpakan sendiri adalah sebuah tradisi bagi orang Palembang lamo dan orang keturunan Arab berkediaman di Palembang untuk mengunjungi rumah orang – orang terdekat secara beramai – ramai sehabis solat Ied.. Selain itu, selama pelaksanaan tradisi tersebut juga biasanya diramaikan tetabuhan musik gambus dan sarofal anam.

Sepanjang jalan yang dilalui, tidak jarang rumah – rumah warga yang dikunjungi oleh peserta tradisi rumpak – rumpakan. Kgs. Dencik Nawawi yang merupakan salah seorang yang masih menjalankan tradisi ini mengatakan bahwa tradisi ini sudah bertahan ratusan tahun. Jadi setiap selesai salat ied, biasanya peserta akan berkumpul dahulu kumpul di mushollah, masjid ataupun rumah tetua kampung, kemudian dari sana, rombongan akan mulai mengunjung rumah warga yang lain secara bersama – sama.

Menurutnya, Rumpak – rumpakan bisa berasal dari kata rompok yang berarti rumah atau kediaman. Ia sendiri ikut melestarikan tradisi ini karena ia merasa bertanggung jawab sebagai orang Palembang asli yang pernah bertempat tinggal di 26 ilir supaya tradisi ini tidak punah.

Walau dalam kunjungan tersebut, hanya sekedar minum ataupun bersalaman dengan tuan rumah semata itu sudah cukup. Intinya hanya untuk menjalin silahturahmi sekaligus menjaga tradisi yang sudah ada sejak beberapa generasi itu.

Masih katanya, selama rumpak – rumpakan tersebut, setiap rumah yang didatangi diawali dengan qasidah, alfatihah, pembacaan doa hingga jamuan makan dan minuman ringan dari tuan rumah. Selain itu, pelaksanaan rumpak – rumpakan ini digelar selama dua hari untuk silahturahmi". ringkaskata.com